Senin, 26 November 2012

Resensi Novel Surat Kecil Untuk Tuhan

Judul Buku : Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Published, Jakarta
Tahun : 2008
Tebal Novel : 232 halaman
Kategori : True Story (Non Fiksi)


Sinopsis
Gita Sesa Wanda Cantika atau yang lebih dikenal dengan Keke, seorang gadis remaja 13 tahun yang cukup beruntung, karena terlahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki yang bernama Chika dan Kiki, orang tua yang sangat menyayanginya walaupun telah bercerai, dan juga Pak Yus, ajudan sang ayah. Selain itu, Keke juga dikelilingi oleh enam sahabat karibnya yang selalu setia menemani serta seorang kekasih yang begitu menyayanginya, yaitu Andi.
Semuanya tampak begitu sempurna. Pada tahun 2003, kanker menghinggapinya, yaitu Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia yang menyerang sebagian wajahnya. Sehingga gadis cantik itupun berubah menjadi "Monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian Kemoterapi dan Radiasi hampir setahun lamanya. Akibatnya, semua rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering dan sering muntah-muntah. Ketekunan Keke beserta keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dari kankernya dan bisa kembali menjalani aktivitas seperti sedia kala. 
Tanpa diduga, setahun kemudian, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan dari sebelumnya. Meskipun sudah ditolak dirumah sakit manapun, ayah Keke tidak pernah sekalipun menyerah untuk menyembuhkan anaknya. Terbukti bahwa ia pergi kepedalaman bahkan sampai keluar negeri untuk menyembuhkan Keke. Walaupun banyak dokter yang telah memvonis bahwa hidup Keke tidak lebih dari tiga bulan, namun Keke berhasil bertahan hidup hingga setahun lamanya. Meskipun pada akhirnya Keke harus menerima kenyataan bahwa ia sudah tidak dapat disembuhkan karena kanker itu sudah menyebar dibagian tubuhnya. Keke meninggal dunia pada tanggal 25 Desember 2006.
 Unsur-unsur Novel..

Tema : Perjuangan seorang gadis remaja dalam melawan kanker ganas (Rhabdomyosarcoma) tetapi memiliki semangat untuk hidup.

Penokohan :
  • Keke (Tokoh utama yang Berperan Sebagai  “Aku”) : Seorang remaja yang aktif, cerdas, dan percaya diri. Memiliki keinginan dan cita-cita dirinya sendiri, walau hidupnya tidak akan lama lagi. Seorang gadis yang tabah. Hal ini dapat dilihat dari bacaan hal 11 : “Satu Lagi kebiasaanku setiap pulang sekolah sambil menunggu ayah selesai bekerja di kantor sekolah. Aku sering ikut  ekstrakulikuler volley dengan kakak-kakak kelas dan kedua kakakku. Selain itu, aku juga suka ikut membantu mereka untuk membuat Mading (Majalah Dinding). Kemudian aku diarahkan oleh kakak kelasku menjadi team Kreatif MADING karena kata mereka aku berbakat menggambar dan daya imajinasiku tinggi. Begitu kata mereka.”  
  • Ayah Keke (Dalam cerita Disebut “Ayah”) : Seorang ayah yang bijaksana dan perhatian kepada ketiga Anaknya. Hal ini dapat dilihat dari Bacaan Hal 61 : “Aku menolak di gigitan kedua, tetapi ayah dengan setia berada disampingku dan terus memberikan dukungan kepadaku sambil merayuku untuk memakan obat-obat herbal tersebut.’Ayo, Keke…Dimakan sayang… kan kamu mau sembuh. Kita berangkat umroh sama-sama nanti kalau kamu sembuh. Nanti di tanah suci kita bersyukur kepada Allah karena kamu diberikan kesehatan.Kamu mau kan sayang…??? Kata Ayah“  
  • Andi : Pehatian dan Penyayang. Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 72. : “Keke, Andi tau kamu marah terhadap keadaan! Tapi bukanlah menyiksa diri seperti ini bukanlah Keke yang sesungguhnya?! Keke yang sesungguhnya adalah orang yang Andi cintai dan seorang gadis yang tabah. Keke yang Andi cintai adalah putri yang selalu tersenyum dan riang dalam keadaan apapun! “ Ujar Andi 
  • Pak Iyus : Sangat setia pada keluarga Keke.Baik penyabar, perhatian terhadap Keke. Hal ini dapat dilihat Dari bacaan Hal 113 : “Kamu tenang aja, Ke…. Nggak usah khawatir. Ada ayah, ada kak Chika, ada kak Kiki dan ada pak Iyus yang nemenin kamu kemana aja. Pokoknya kamu tenang aja…. Mendingan kita lanjutkan Makan kita ini, oke?” Ujar pak Iyus sambil mengajakku bercanda.
  • Sahabat-Sahabat Keke. (Fadha,Maya,Shifa,Ida,Andhini) : Baik, setia menemani Keke disaat-saat terakhir Keke baik, setia Kawan. Hal ini dapat dilihat dari Bacaan Hal 99 : “Hal pertama yang kulakukan ketika aku kembali ke bangku sekolahku, yaitu.. Kuletakkan tanganku dan kusentuh dengan jariku. Rasa lembut meja coklat ini nyaris telah kulupakan. Fadha dan Sahabat-sahabatku hanya tersenyum padaku sambil berkata…… “Welcome back,Keke..!!” Ujar Mereka..”
  • Bibi : Seorang Pembantu rumah tangga yang baik dan perhatian kepada Keke. Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 13-14 : Ayah sudah menunggu di mobil bersama supirnya. Aku berlari menuju bangku belakang.Lalu ayah berkata padaku, “Lama banget sih… Katanya mau latihan dulu sebelum upacara pagi ini!  “Aduh ayah.. Maaf, tadi kesiangan sedikit..“ Lalu Bibi memberikan roti kepada ayah untuk diberikan padaku “Ini, makan roti yang sudah disiapkan Bibi!”
  • Kak Kiki : Suka Bercanda dan sedikit jahil kepada Keke. Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 29: “Kak Kiki tidak percaya begitu saja.Saat aku lengah, dia langsung mencopot kacamata hitamku. Akhirnya semua pun tau. Benar saja dugaanku!! Tawa kkakku meledak dan ia terlihat senang melihat wajahku. Untungnya ayah langsung melotot ke arah kakakku dan kak Kiki pun terdiam. Ayah memperhatikan keadaan mataku. Ia sedikit panik melihat aku bisa tertular penyakit mata karena sejak kecil aku terbilang jarang sakit.”  
  • Angel : Sombong, norak, dan suka mengejek sesama temannya. Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 33 : Sebelum pertandingan, Angel sempat mendatangi timku. “Aduh, kayaknya kalau memang dengan keadaan musuh yang sakit nggak enak juga ya? Tapi apa boleh buat.. Kita terpaksa harus menang dengan keadaan kayak gini!” Fadha langsung bangkit. Aku menarik tangannya untuk tidak melayani ejekan Angel. “Oops. Awas ada yang mau nubruk. Sebaiknya simpan aja tenaganya buat ngalahin kita.. Daa… “Ucap Angel sambil meninggalkan kami” 
  • dr.Adi Kusuma : Baik merawat Keke. Hal ini dapat dilihat dari bacaan Hal 35-36 : “Jadi, Keke kenapa dok? Kok sakit mata sampe mimisan gitu?” “Hmm.. Sampai sejauh ini sih saya kira Sinus. Tapi belum tau juga kalau belum di Ronsen. Sekarang saya tulis resep aja. Kalau bisa sih Keke jangan sekolah dulu selama proses pengobatan..” “Iya..” Jawabku singkat. “Obat ini diminum dulu secara teratur selama 5 hari. Bila tidak ada perubahan, saya akan buat surat pegantar ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan).”Ujar dokter Adi Kusuma. 
  • Prof.Mukhlis : Seorang Profesor yang ahli dalam bidang kanker. Prof Mukhlis sangat berjuang dalam mengatasi penyakit kanker Keke. Hal ini dapat dilihat dari bacaan hal 115 : “Kita coba lakukan hal yang sama, yaitu dengan proses kemoterapi satu seri lagi, dilanjutkan dengan  Radioterapi dengan disinar. Jika ini belum berhasil maka akan saya diskusikan dengan teman-teman saya di Universitas Indonesia. Kita bedoa saja, semoga cara ini berhasil.” Kalimat pesimis dari Prof Mukhlis. 
 Latar / Setting : 

  • Latar tempat kejadian dalam cerita ini adalah di Kota Jakarta. Tepatnya di kawasan Green Garden-Jakarta menuju ke Pedagang Kaki lima.
  • Latar waktu kejadian dalam novel tersebut adalah malam hari
  • Suasana Kejadian dalam novel tersebut adalah Menyenangkan.
Ketiga latar dalam kutipan novel tersebut terungkap dalam cerita pada Bacaan Hal 111.  “ . . .Ayah pun mangajak kami makan malam diluar sambil menikmati udara malam Kota Jakarta, karena hari ini menu makan malam kami tidak tersedia. Sejenak kami menikmati sea food di kaki lima yang enak di kawasan Green Garden. Aku senang kami bisa tertawa bersama-sama dan aku berhasil melenyapkan rasa gundah dihati ayah dan kakak-kakakku.”
Alur : Maju

Sudut Pandang : Orang pertama dan Pelaku utama

Gaya Bahasa : Alegori (gaya bahasa bentuk ungkapan). Hal ini dapat dilihat dari bacaan hal 83 : Aku merasa bagaikan makhluk asing yang tiba di Bumi. Ditempatkan di sebuah ruang kosong.

Amanat/pesan : Selalu bersyukur atas apa yang telah diberi oleh Tuhan. sekaligus kita harus tegar dalam menghadapi cobaan. Bukti → Hal 64 : “…Ayah..Keke udah cukup sabar.Tapi Keke sudah tidak sanggup lagi…!! Keke ingin menyerah dan lebih baik Keke mati saja..!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar